LATAR BELAKANG
Motor diesel adalah suatu motor yang merubah bentuk energi menjadi tenaga
mekanik yang dihasilkan dri percampuran antara bahan bakar dengan udara dalam
suatu proses pembakaran.
Motor diesel
tebagi menjadi 2 komponen utama yaitu :
Gambar 1 komponen utama motor diesel
a.
Bagian-bagian yang diam :
- Kepala silinder
- Blok silinder
- Tabung silinder
- Rumah engkol
- Pan minyak pelumas
b.
Bagian-bagian yang bergerak :
- Torak
- Batang torak
- Poros engkol
- Pompa bahan bakar
- Katup pamasukan Katup pembuangan.
Sesuai dengan Proses kerja pada motor yaitu :
·
Memasukan
udara ke dalam silinder, untuk pembakaran.
·
Memampatkan
udara di dalam silinder (agar suhu tinggi )
·
Pembakaran
bahan bakar oleh udara dengan suhu tinggi.
·
Ekspansi gas
hasil pembakaran, dihasilkan tenaga mekanis.
·
Pembuangan
gas sisa, agar silinder siap diisi dengan udara baru.
Beroprasinya suatu sistem pelumasan yang bertujuan untuk melumasi bagian-bagian
yang bergerak, yang saling bergesekan pada bagian motor. Pelumasan juga sebagai
media pendingin dari panas yang dihasilkan oleh bagian yang saling bergesekan,
maupun dari panas yang di hasilkan dari proses pembakaran. Maka dari itu
pelumasan dapat dikatakan sebagai salah satu elemen dasar dalam permesinan,
sebab apabila telah terjadi kerusakan pada sistem pelumasan pada suatu mesin,
maka secara otomatis mesin tersebut tidak dapat beroprasi.
SISTEM
PELUMASAN PADA MOTOR DIESEL
1.
Pengertian Pelumasan
Gambar 2. Bagan sistem pelumasan
Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan dari dua
permukaan benda padat yang begerak secara tangensial terhadap satu sama lain
dengan cara menempatkan suatu zat diantara kedua benda padat tadi yang :
a. Mempunyai jumlah yang cukup dan
secara terus menerus dan dapat memisahkan kedua benda sesuai dengan kondisi
beban dan suhu.
b. Tetap membasahi permukaan kedua
benda.
c. Mempunyai sifat netral secara kimia
terhadap kedua benda.
d. Mempunyai komposisi tetap stabil
secara kimia pada kondisi operasional.
Suatu zat yang dapat memenuhi persyaratan tadi disebut pelumas / lubricant.
Suatu benda atau logam yang tampak halus, sebenarnya
tidak pernah mempunyai permukaan yang licin secara sempurna, seperti yang
terlihat dengan mata biasa, tetapi jika dilihat dengan mikroskop akan terlihat
bahwa pada permukaan tersebut merupakan tonjokan-tonjolan dan lekukan-lekukan
mikroskopis. Sehingga bila kedua permukaan tersebut bersinggunan satu dengan
yang lain, bagian yang merupakan tonjolan dan lekukan pada kedua benda akan saling
mengait. Sehingga apabila kedua permukaan tadi bergerak satu dengan yang lain
maka terjadi suatu tahanan yang besar karena tonjolan dan lekukan yang
saling mengait harus saling mematahkan. Patah nya tonjolan dan lekukan tadi
akan menimbulkan panas, dan tahanan tadi disebut tahanan gesekan. Dam gesekan
yang tadi di sebut gesekan kering.
Permukaan yang kasar tidak dapat dihaluskan seluruhnya
dengan cara digosok atau diampelas, karena tonjolan dan lekukan tadi sangat
tidak teratur, sehingga efek keausan akan berjalan terus.
Kalau pemisahan antara kedua permukaan dengan
menggunakan pelumas, gesekan masih tetap ada, yang di sebut gesekan cair. Nilai
gesekan cair jauh lebih kecil dibandingkan gesekan kering.
2. Fungsi Pelumasan
- Mengurangi tingkat keausan pada benda yang saling bergerak bergesekan.
- Mengurangi timbulnya panas yang berlebihan
Fungsi lain dari pelumasan :
- Sebagai media pendingin
menghilangkan panas dari
bsagian-bagian yang bergesekan
- Sebagai zat perapat kebocoran
menyekat udara antara ring piston
dengan dinding silinder
- Sebagai zat pembersih.
menghilangkan karbon didalam
sylinder dan debu dan menyaringnya.
- Sebagai peredam suara dari getaran
3.
Sifat-sifat Minyak Pelumas
a. Umum.
Agar menghasilkan suatu pelumasan
yang baik, maka diperlukan minyak pelumas yang dapat memenuhi syarat-syarat
yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan. Beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan minyak pelumas adalah :
1) Tekanan bantalan
2) Kecepatan pergesekan
3) Bahan yang bergesekan
4) Ruang antara bahan yang
bergesekan
5) Aksesabilitas
6) Suhu dan tekanan kerja
b.
Viskositas
Viskositas adalah sifat daari suatu fluida, sebagai
gesekan internal, yang menyebabkan fluida tersebut melawan untuk mengalir.
Angka
Viskositas SAE untuk pelumas motor
Angka viskositas
SAE
|
Rentantang Viskositas, Saybolt seconds
|
|||
Pada suhu 1300F
|
Pada suhu 2100F
|
|||
Min
|
Max
|
Min
|
Max
|
|
10
|
90
|
119
|
|
|
20
|
120
|
184
|
|
|
30
|
185
|
254
|
|
|
40
|
255
|
|
|
80
|
50
|
|
|
80
|
104
|
60
|
|
|
105
|
124
|
70
|
|
|
125
|
150
|
c. Viskositas Index
Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan
viskositas dari minyak terhadap suhu dibandingkan dengan dua macam minyak
referensi yang mempunyai viskositas yang sama pada suhu tertentu.
d. Pour Point
Pour point atau suhu tuang , atau titik tuang ialah
suhu terendah dimana minyak dapat mengalir.
e. Flash Point
Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak
harus dipanaskan didalam alat percobaan, sehingga timbul uap yang dapat menyala
sebentar bila suatu nyala api kecil didekatkan pada uap tadi.
Titik nyala minyak pelumas yang digunakan pada motor
berkisar antara 175º C sampai 260º C tergantung pada penggunaan motor dan jenis
minyak pelumasnya.
f. Carbon Residu
Carbon residu ialah berat sisa dari minyak pelumas
yang telah terbakar.
g. Acidity atau Neutralization Number
Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam
milligram dari potassium hydroxide, yang diperlukan untuk menetralkan suatu
gram minyak.
h. Warna
Warna minyak pelumas berguna hanya untuk tujuan
identifikasai, dan bukan menunjukan kualitas suatu minyak.
4. Bagian-bagian yang dilumasi
Umumnya bagian-bagian yang dilumasi pada motor diesel
ialah semua bagian-bagian yang saling bergesekan misalnya :
a. Antara torak dan
tabung silinder
b. Antara poros dengan
bantalan poros
c. Antara roda-roda gigi
dan sebagainya.
PERAWATAN SISTEM PELUMASAN
1. Bak
minyak pelumas.
Bukalah bak minyak pelumas setiap 500 jam, dan
bersihakanlah bak minyak tersebut. Dan saringan hisap dari pompa minyak pelumas
dengan mempergunakan minyak ringan atau minyak cuci.
2.
Saringan minyak pelumas
Cucilah rumah filter sebersih-bersihnya dengan
menggunakan minyak ringan atau minyak cuci, sementara itu periksalah kertas
saringan, apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam berwarna putih atau
warna tembaga tembaga, maka hal itu menunjukan adanya keausan pada
bantalan-bantalannya, segera lakukan perbaikan
3.
Tekanan minyak pelumas
Apabila tekanan minyak pelumas tidak dapat mencapai
bilangan yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, matikanlah mesin lakukanlah
pemerikasaan :
a.
Apakah isi minyak pelumas didalam cukup ?
b.
Apakah ada kerusakan pada pipa atau alat pengukur tekanan minyak pelumasnya ?
c.
Apakah ada kebocoran minyak pelumas dari saluran-salurannya ?
d.
Apakah pompa minyak pelumas bekerja dengan baik, atau apakah udara masuk
kedalam saluran minyak pelumas ?
e.
Apakah ada bantalan yang rusak ?
f.
Apakah alat pengatur tekanan minyak pelumas bekerja dengan baik ? biasanya
kotoran didalam saluran minyak pelumas menyebabkan gangguan pada sistem
pelumasannya.
MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN
1.
Sistem pelumasan sump kering
Sistem pelumasan motor yang tidak memanfaatkan
karakternya sebagai penampung minyak pelumas, tetapi menggunakan tanki
tersendiri diluar motor.
Minyak pelumas yang jatuh ke dalam sump, selanjutnya
dialirkan dengan pompa, melalui sebuah filter, dan dikembalikan lagi ke dalam
tangki supply yang terletak diluar dari pada motor tersebut. Pompa ini
mempunyai kapasitas yang besar, sehingga dapat mengosongkan sama sekali sumpnya
Pada umumnya dengan sistem ini di pergunakan juga sebuah oilcooler, baik
yang menggunakan air atau udara sebagai medium pendinginannya untuk keperluan
pendinginan dari pada minyak pelumasnya.
Gambar 3. Sistem pelumasan sump kering
Keterangan :
- Tangki penampungan 5. Tangki ekspansi (penampung
- Filter 6. Filter
- Pompa minyak pelumas 7. Bagian mesin yang dilumasi
- Pendingin minyak 8. Pengatur tekanan minyak pelumas
2. Sistem pelumasan sump
basah
Sistem
pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang memanfaatkan karakternya
sebagai penampung minyak pelumas.
Dalam sistem
ini, dibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (pan) yang juga
merupakan tangki supply dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk
minyak pelumasnya, minyak yang jatuh menetes dari silinder-silinder dan
bantalan-bantalan, kembali ke tempat ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali
dengan sebuah pompa minyak kedalam sistem pelumasanya lagi. Tipe sistem sump
basah yang umum diguunakan ialah:
a. Sistem percikan dan
sirkulasi pompa
b. Sistem percikan dan
tekanan
c. Sistem tekanan
Gambar 4 sistem pelumasan sump basah
Keterangan :
1. Tangki penampungan
2. Saringan hisap (strainer)
3. Pompa minyak pelumas
(Pompa di dalam karter)
4. Saringan (filter)
5. Pendingin minyak
pelumas
6. Bagian mesin yang
dilumasi.
7. Katup pengatur
tekanan minyak pelumas
MEKANISME PELUMASAN
.
Proses pelumasan adalah seperti pada gambar 5, yang merupakan suatu bidang
bantalan, dengan ruang antara (clearance)di lukiskan secara berlebihan,
untuk sekedar ilustrasi. Minyak pelumas membasahi kedua permukaan. Minyak
pelumas dapat dikatakan terdiri dari lapisan-lapisan, dan garis titik
horizontal melukiskan batas-batas dari lapisan minyak tadi.
Pada gambar 5a. permukaan bantalan adalah sejajar,
permukaan atas tinggal diam sedang, permukan bawah bergerak dengan kecepatan
tetap dan sejajar dengan permukaan. Tidak ada gaya normal terhadap kedua
permukaan. Kedua permukaan dipisahkan oleh suatu film minyak dengan ketebalan
yang sama lapisan minyak pelumas yang menempel pada permukaan bawah akan
bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan permukaan bawah.
Pada gambar 5b. kedua permukaan dalam keadaan
berhenti, ada gaya normal pada kedua permukaan, sehingga minyak pelumas
cenderung terdesak keluar. Dan besarnya kecepatan pada masing-masing
lapisan di lukiskan lagi dengan vektor-vektor.
Pada gambar 5c. merupakan kombinasi pada gambar 4a dan 4b. pada kecepatan
minyak pelumas pada tiap titik dari lapisan ditentukan dengan menjumlah
vektor-vektor pada masing-masing titik pada kondisi gambar 4a dan gambar 5b.
Pada gambar 5d. permukaan atas tidak ditahan sejajar
dengan permukaan bawah, tetapi di buat sedikit miring. Maka bentuk film minyak
pelumas jadi seperti bentuk baji. Sehingga akibat kemiringan ini minyak pelumas
dapat mengalir secara terus menerus, dan integrasi kecepatan aliran film minyak
pelumas pada permukaan dan sepanjang bantalan adalah tetap, dan menjamin
pemisahan kedua permukaan.
Aliran minyak pelumas dan variasi tekanan pada blok
yang miring dari sebuah thrust blok terlihat pada gambar 6.
Gambar 5. Bagan Aliran Minyak Pelumas
Gambar 6. Pendinginan minyak pelumas
KLASIFIKASI
MINYAK PELUMAS
Dulu klasifikasi API (MM,ML,DG,DM,DS) digunakan untuk
klsifikasi service minyak pelumas. Kadang-kadang hal ini kurang jelas dan
perincian kondisinya untuk kemampuan pelumasan tidak selalu berhubungan dengan
situasi sebenarnya. Untuk hal inilah tiga organisasi di Amerika Srikat
(SAE,API,ASTM) bergabung untuk mengembangkan system klasifikasi yang baru, yang
telah diresmikan pemakaiannya sejak juli. 1970. Klasifikasi yang dulu, dibagi
menjadi golongan motor bensin dan motor diesel ; dan diklasifikasikan sebagai
SA, SD, dengan huruf S pada huruf pertama menyatakan commercial, kedua duanya
dari golongan-golongan tersebut mempunyai 4 (empat) kelas berturut-turut.
SAE : Society of
Automotive Engineers
API : American
Petroleum Institute
ASTM : American Society for Testing
Materials.
Di bawah ini keterangan mengenai minyak mesin yang di
definisikan sebagai klasifikasi system yang baru.
|
KLASIFIKASI LAMPAU (A.P.I)
|
KLASIFIKASI SEKARANG
|
MOTOR
BENSIN
|
ML
MM
MS
|
SA
SB
SC. SD
|
MOTOR
DIESEL
|
DG
DM
DS
|
CA
CB. CC
CD
|
Klasifikasi
|
Service
mesin api
|
Minyak
mesin ASTM
|
SA
|
Untuk
service motor bensin dan diesel untuk mesin dalam keadaan biasa, yang tak
memerlukan kombinasi aditiv minyak
|
Tak
termasuk aditiv, selain dari pada untuk pengentalan atau minyak penetrasi
|
SB
|
Untuk
service motor bensin beban ringan.untuk mesin yang bekerja alam keadaan biasa
ang membtuhkan sedikit aditiv kombinasi dari minyak.
|
Miyak anti
oxidant a gesekan
|
SC
|
Motor
bensin untuk truk dan mobil yang dibuat antara 1964-1967 dan bekerja dibawah
tahun 1964 dalam masa garansi pabrik. Minyak ini mempunyai sifat yang baik
terhadap temperatur rendah dan tinggi, melindungi pengendapan dan mempunyai
sifat untuk mengurangi gesekan
|
Miyak ini
sesuai dengan permntaan pabrik-pabrik untuk model 1964-1967 terutama dipakai
untuk mobil da mempunyai ketahanan pada temperatur rendah, anti pelumpuran
dan anti karat.
|
SD
|
Untuk 1968
motor bensin truk dan mobil yang beroprasi dibawah 1962
|
Minyak
sesuai permintaan pabrik-pabrik setelah 1968, terutama dipakai untuk mobil
dan mempunyai ketahanan pada temperature rendah anti pelumpuran dan anti
karat
|
CA
|
Motor
diesel biasa memakai bahan bakar bermutu tinggi. Minyak yang dipakai ini
untuk spesifikasi ini terutama pada pemakaian antara 1940 dan 1950, minyak
ini dipakai dengan mutu bahan bakar yang tinggi dan sifatnya anti karat pada
bearing/bantalan dan mencegah pengendapan pada temperatur tinggi
|
Dipakai
untuk memenuhi kemampuan MIL-L-21004A pada motor-motor diesel tampa
supercharger dan motor bensin dengan pemakain bahan bakar kadar sulfur rendah
|
CB
|
Motor
diesel dengan beban berat motor diesel yang bekerja pada oprasi biassa dengan
mutu bahan bakar yang rendah yang menyebabkan tempertur tinggi dan karat pada
bantalan. Kadang-kadang motor motor bensin dipakai dalam kasus ini. Minyak
ini diformalisasikan tahun 1949. Minyak ini dipergunakan untuk bahan bakar dengan
kadar sulfur tinggi dan melindungi bantalan dari karat dan temperature
tinggi.
|
Minyak ini
dipakai untuk motor bensin dan motor bensin tanpa turbocharger ini termasuk
minyak MIL-L-2104A yang ditest dengan kadar sulfur tinggi pada bahan bakar
|
Kesimpulan :
1. Sistem pelumasan merupakan salah
satu elemen dasar dalam permesinan, karena apabila telah terjadi kerusakan
sistem pelumasan padamesin tersebut maka mesin tidak dapat beroprasinal dengan
baik.
2. Sistem pelumasan ditujukan untuk
mengurangi gesekan yang terjadi, sehingga dapat mengurangi keausan yang di
sebabkan oleh gesekan tadi.
3. Sistem pelumasan juga digunakan
sebagai media pendingin dari panas yang di hasilkan dari gesekan yang terjadi
dan dari proses pembakaran.
4. Minyak pelumas yang baik ialah minyak
yang memenuhi setandart yang telah ditentukan.
5. Setiap jenis mesin memiliki jenis
minyak pelumas yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar